Keris Kanjeng Kyai Nogo Liman Lar Monga
Pusaka Keris Kanjeng kyai nogo Liman Lar Monga adalah Keris yang berbentuk luk, Pusaka tersebut dinamakan Lar Monga karena memiliki ciri atau ricikan bentuk Dapurnya sebagai berikut : Gandik Gajah Mawi Lar Peksi, Buntut Sawer Dumugi Pucuk.
Dapur adalah Bentuk atau ricikan sebuah keris. Setiap Keris memiliki ciri bentuk dapur yang berbeda-beda, Sehinggga orang tersebut dapat menyebut atau menamai keris itu sesuai Pakem yang sudah ada.
Keris Pusaka Lar Monga di percaya sebagai jelmaan dari Putra Dewa Siwa yang bernama Ganesha, yang telah menyempurnakan bertapanya, sehingga mampu Menguasai dan mengendalikan Hawanafsunya sebagai khodrat Manusia di bumi. Keris Lar Monga di percaya memiliki khasiat tuah sebagai : Membangkitkan Jiwa Kepemimpinan didasari dengan Keimanan dan kebajikan, Membela yang benar dan membantu siapapun yang kesusahan, Mengayomi kalangan masyarakat bawah, Memiliki kewibawaan yang tinggi, Sangat cocok jika di miliki oleh seorang Pemimpin , Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan, yakni Mataram. Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti (wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925. Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata “Medang i bhumi Mataram”. Namun, hingga sekarang letak pasti ibukota ini belum diketahui.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan). Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur, aman dan tenteram . Setelah berapa lama kemudian kedua dinasti itu ada perpecahan semua ini di karenakan ada perebutan tahta, atau perluasan daerah . Sehingga terjadilah peperangan yang sangat sengit sekali. Kemudian raja Sanjaya memanggil empu sendok untuk membuat sebuah pusaka yang bisa meredam
Meredam peperangan itu. Krn raja Sanjaya tdk mau adanya pertumpahan darah krn semua masih ada hubungan keluarga. Sehingga empu sendok merasa bingung . Harus bagai mana dan harus membuat pusaka apa. Setelah itu empu sendok bertapa. Dan beliau bermimpi bertemu dengan dewa Ganesa putra dewa siwa, yang di daman dewa Ganesa berkata kpd empu sendok, untuk membantu ke gelisahannya itu. Setelah terbangun daru bertapanya empu sendok mendapatkan sebuah keris yang mempunyai ricikan yg beda dengan keris lain. Sehingga timbullah suara ambillah keris Kanjeng kyai nogo laman lar monga untuk memperdamaikan peperangan antara dua dinasti itu. Sehingga dgn ada nya keris Kanjeng kyai nogo laman lar monga ini. Peperangan tdk begitu lama menjadi damai. Dan akhirnya dua dinasti itu menyatu kembali dengan adanya perkawinan antar keluraga.
Bangkalan, 11 Maret 2017
Dapur adalah Bentuk atau ricikan sebuah keris. Setiap Keris memiliki ciri bentuk dapur yang berbeda-beda, Sehinggga orang tersebut dapat menyebut atau menamai keris itu sesuai Pakem yang sudah ada.
Keris Pusaka Lar Monga di percaya sebagai jelmaan dari Putra Dewa Siwa yang bernama Ganesha, yang telah menyempurnakan bertapanya, sehingga mampu Menguasai dan mengendalikan Hawanafsunya sebagai khodrat Manusia di bumi. Keris Lar Monga di percaya memiliki khasiat tuah sebagai : Membangkitkan Jiwa Kepemimpinan didasari dengan Keimanan dan kebajikan, Membela yang benar dan membantu siapapun yang kesusahan, Mengayomi kalangan masyarakat bawah, Memiliki kewibawaan yang tinggi, Sangat cocok jika di miliki oleh seorang Pemimpin , Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan, yakni Mataram. Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti (wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925. Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata “Medang i bhumi Mataram”. Namun, hingga sekarang letak pasti ibukota ini belum diketahui.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan). Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur, aman dan tenteram . Setelah berapa lama kemudian kedua dinasti itu ada perpecahan semua ini di karenakan ada perebutan tahta, atau perluasan daerah . Sehingga terjadilah peperangan yang sangat sengit sekali. Kemudian raja Sanjaya memanggil empu sendok untuk membuat sebuah pusaka yang bisa meredam
Meredam peperangan itu. Krn raja Sanjaya tdk mau adanya pertumpahan darah krn semua masih ada hubungan keluarga. Sehingga empu sendok merasa bingung . Harus bagai mana dan harus membuat pusaka apa. Setelah itu empu sendok bertapa. Dan beliau bermimpi bertemu dengan dewa Ganesa putra dewa siwa, yang di daman dewa Ganesa berkata kpd empu sendok, untuk membantu ke gelisahannya itu. Setelah terbangun daru bertapanya empu sendok mendapatkan sebuah keris yang mempunyai ricikan yg beda dengan keris lain. Sehingga timbullah suara ambillah keris Kanjeng kyai nogo laman lar monga untuk memperdamaikan peperangan antara dua dinasti itu. Sehingga dgn ada nya keris Kanjeng kyai nogo laman lar monga ini. Peperangan tdk begitu lama menjadi damai. Dan akhirnya dua dinasti itu menyatu kembali dengan adanya perkawinan antar keluraga.
Bangkalan, 11 Maret 2017
Komentar
Posting Komentar