Keris Sumenep Era Sultan Abdurrachman Pakunataningrat (1811-1854)

Keris Sumenep era Sultan Abdurrachman Pakunataningrat (1811-1854),
Pada era ini para mPu di Sumenep masih terus mengembangkan budaya keris. Sebut saja mPu Ki Abdullah dari daerah Batu Ampar - Gading, Ki Tambak dari Tambak Agung - Ambunten serta para mPu dari Karang Due' dan Banuaju.
Selain membuat keris dengan pamor berstruktur lebar renggang, para mPu Sumenep juga membabar keris dengan pamor Miring yang sangat spektakuler. Bahkan teman dari luar negeri yang juga penulis serta pemerhati keris dari Jerman, pak Dietrich, mengatakan bahwa masyarakat keris Madura sangat clever. Benar2 piawai dalam membabar keris pamor miring dan mempertahankan polanya agar tidak rusak. Pada ruang sempit dengan suhu tinggi, serta kodogan merah membara, tentu upaya mempertahankan pamor miring agar tetap tertata rapi sangat membutuhkan keahlian tinggi. Feeling dan Timing kapan harus menghentikan proses tempa dan bagian mana2 yang harus dipadatkan benar2 diuji. Hasilnya, para mPu Madura benar2 mampu menunjukkan kepiawaiannya tersebut.
Walhasil, banyak kita temui keris2 Madura khususnya Sumenep memiliki pamor miring yang tertata rapi dan cantik, sampai2 banyak orang yang belum atau kurang paham pada keris Madura khawatir bahwa keris tersebut adalah keris buatan baru, padahal keris tersebut adalah keris sepuh. Dari sini sebetulnya masih bisa dibedakan mana2 yang baru dan mana yang lama, baik dari aspek tempa, pasikutan ataupun langgam serta pola penerapan pamornya. Hanya saja pemahaman masing2 pekeris perlu terus dilatih dan ditunjukkan mengenai perbedaan tersebut.

Bangkalan, 18 November 2016
Gus Jay

Komentar

Postingan Populer