Pandangan Al-Quran: Bumi Datar atau Bulat?

Sisi kekuatan Al-Quran sebagai mukjizat tidak bisa disebutkan secara keseluruhan karena tak terbatas jumlahnya. Sisi inilah yang memaksa kita tunduk akan kebenaran Al-Quran sebagai wahyu ilahi. Tetapi para ulama menyebutkan beberapa di antaranya seperti kesesuaian ungkapan, makna, cakupan hukum, dan tujuan Al-Quran.
Ketinggian kandungan kesusastraan Al-Quran yang tiada tara juga menjadi salah satu sisi mukjizat Al-Quran selain kabar atas peristiwa-peristiwa ghaib yang hanya diketahui Allah.

Sisi inilah yang membuktikan bahwa Al-Quran bukan ucapan manusia, tetapi kalamullah. Sedangkan sisi lain kemukjizatan yang disebutkan ulama adalah kesesuaian Al-Quran atas temuan-temuan ilmu pengetahuan “baru” seperti soal penyerbukan bibit, astronomi, dan lain sebagainya.

Hal ini tampak pada penjelasan Syekh Wahbah Az-Zuhaily terkait sisi kemukjizatan Al-Quran berikut ini:
ﻭﻫﺬﺍ ﻛﻠﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﻣﻘﺎﺻﺪ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻛﺘﺎﺏ ﺗﺸﺮﻳﻌﻲ . ﻭﻟﻜﻦ ﻓﻲ ﺛﻨﺎﻳﺎ ﺍﻵﻳﺔ ﻣﺎ ﻗﺪ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ، ﻣﺜﻞ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺁﻳﺎﺕ ﻣﻨﻬﺎ "...: ﻭَﺗَﺮَﻯ ﺍﻟْﺠِﺒَﺎﻝَ ﺗَﺤْﺴَﺒُﻬَﺎ ﺟَﺎﻣِﺪَﺓً ﻭَﻫِﻲَ ﺗَﻤُﺮُّ ﻣَﺮَّ ﺍﻟﺴَّﺤَﺎﺏِ ﺻُﻨْﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺗْﻘَﻦَ ﻛُﻞَّ ﺷَﻲْﺀٍ " ﺍﻟﺪﺍﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺩﻭﺭﺍﻥ ﺍﻷﺭﺽ، " ﺃَﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮَﻭْﺍ ﺃَﻧَّﺎ ﻧَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﻧَﻨْﻘُﺼُﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻃْﺮَﺍﻓِﻬَﺎ " ﺍﻟﺪﺍﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﻮﻥ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﻴﻀﺎﻭﻳﺔ، " ﻳُﻜَﻮِّﺭُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﻳُﻜَﻮِّﺭُ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ " ﺍﻟﺪﺍﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﻭﻳﺔ ﺍﻷﺭﺽ . ﻷﻥ ﺍﻟﺘﻜﻮﻳﺮ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻒ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﺴﻢ ﺍﻟﻤﺴﺘﺪﻳﺮ . ﻓﻔﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﺇﺷﺎﺭﺍﺕ ﺇﻟﻰ ﻣﻌﺎﻥ ﺗﺘﻔﻖ ﻣﻊ ﺍﻻﻛﺘﺸﺎﻓﺎﺕ ﺍﻟﺤﺪﻳﺜﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻳﻌﻠﻤﻬﺎ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ.
Artinya, “Ini semua bukan tujuan diturunkannya Al-Quran. Al-Quran diturunkan sebagai kitab syariat. Tetapi di tengah ayat itu, ada yang menunjukkan sebagaimana dijelaskan, yaitu beberapa firman Allah SWT sebagai berikut ini:...’Kau melihat gunung-gunung yang kaukira ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang menjadikan segala sesuatu sempurna,’ (Surat An-Naml ayat 88) yang menunjukkan bumi berputar; ‘Apakah mereka tidak melihat Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar kepada Allah) lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?’ (Surat Ar-Ra‘du ayat 41) yang menunjukkan bahwa bumi seperti bentuk telur; dan ‘Dia memasukkan siang atas malam dan memasukkan malam atas siang,’ (Surat Az-Zumar ayat 5) yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat karena ‘memasukkan’ itu mengelilingi suatu benda bulat.

Ayat-ayat itu merupakan isyarat atas sejumlah makna yang sesuai dengan temuan-temuan baru yang belum pernah sebelumnya diketahui seorang Muslim sama sekali,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Ushulul Fiqhil Islami , Beirut, Darul Fikril Mua‘ashir, 2013 M/1434 H, juz I, halaman 418).

Dari kutipan ini kita dapat menyimpulkan bahwa Al-Quran pada dasarnya merupakan kitab pedoman hidup seorang Muslim (syariat/hukum dan norma etik/akhlak). Al-Quran bukan kitab yang membahas secara khusus ilmu pengetahuan tertentu, bukan juga kitab ramalan, bukan juga kitab sastra.
Meskipun demikian, Allah SWT menyisipkan beberapa ayat yang menunjukkan kuasa-Nya di tengah ayat-ayat bertema syariat/hukum dan norma etik/akhlak. Ayat-ayat itu sesuai dengan temuan ilmu pengetahuan yang sangat mapan di mana sebelumnya tak terungkap, antara lain yaitu ayat menyinggung rotasi bumi (Surat An-Naml ayat 88) dan bentuk bumi (Surat Ar-Ra‘du ayat 41 dan Surat Az-Zumar ayat 5) yang belakangan ramai diperbincangkan. Wallahu a‘lam .
(Alhafiz K)

http://www.nu.or.id/post/read/85863/pandangan-al-quran-bumi-datar-atau-bulat

Komentar

Postingan Populer